6 Museum Unik di Jogja yang Harus Dikunjungi

Yogyakarta memang dikenal sebagai pusat kebudayaan yang kaya dengan beragam museum. Meskipun beberapa museum populer seperti Museum Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, atau Museum Benteng Vredeburg sering menjadi destinasi utama wisatawan, banyak museum lain di sekitar kota yang kurang mendapat perhatian yang seharusnya.

Apa saja museum di Jogja yang jarang diketahui wisatawan? Berikut enam di antaranya yang bisa kamu kunjungi beserta informasi lengkapnya!

1. Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon didirikan oleh seorang dokter bernama Prof. Dr. dr. KPH Soejono Prawirohadikusumo, Sp.S, Sp.Kj.(K), seorang ahli saraf dan kejiwaan yang terinspirasi untuk mendirikan museum wayang di Yogyakarta. Ide ini muncul setelah pengalaman Dr. Soejono berkunjung ke berbagai museum saat belajar di Belanda. Setelah pulang ke Indonesia, ia mulai mengumpulkan koleksi wayang secara bertahap sambil membangun museumnya. Museum Wayang Kekayon selesai dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat itu, K.G.P.A.A. Paku Alam VIII, pada tanggal 5 Januari 1991. Menurut situs web resmi Pemprov DIY, sekitar 90% koleksi di dalam museum adalah milik pribadi pendiri museum, sementara sisanya adalah sumbangan dari para pecinta seni pewayangan dari seluruh Indonesia.

Dalam mendirikan museum ini, tujuan utama Sang Pendiri adalah untuk melestarikan kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang dan segala hal yang terkait. Secara paralel, museum ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan, wahana penelitian, dan tempat rekreasi bagi pengunjung, menjadikannya sebuah destinasi yang kaya akan nilai budaya dan edukasi. Museum Kekayon memamerkan beragam jenis wayang, mulai dari yang terbuat dari kulit, kayu, hingga kostum wayang orang, yang berasal dari berbagai daerah, baik lokal maupun internasional.

Alamat: Jl. Jogja-Wonosari Km 7 No 277, Kalangan, Baturetno, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta 55197

Jam operasional: Senin-Sabtu, pukul 08.30-14.00 WIB

Harga tiket: Rp20 ribu

2. Museum Sandi

Museum Sandi berdiri berkat inisiatif Kepala Lembaga Sandi Negara dan Sri Sultan Hamengku Bawono X. Pembangunan museum ini mengalami kendala saat terjadi bencana gempa pada bulan Mei 2006, tetapi berhasil diresmikan pada tahun 2008. Awalnya, museum ini berbagi gedung dengan Museum Perjuangan di kawasan Mergangsang. Namun, pada tahun 2014, museum ini dipindahkan ke lokasi barunya di Kotabaru, menempati bangunan bekas AURI yang tidak terpakai. Bangunan ini terdiri dari 2 lantai dan memiliki 9 ruang display yang memamerkan berbagai benda bersejarah sejak masa perang kemerdekaan. Beberapa ruangan menampilkan berbagai benda bersejarah dalam dunia persandian Indonesia, seperti buku sandi, sepeda onthel para kurir, dan lain-lain. Ada juga beberapa diorama yang menggambarkan kegiatan petugas sandi di zaman perang kemerdekaan. Dengan bersemangat, Haris menjelaskan berbagai cerita menarik tentang benda-benda tersebut.

Museum Sandi memamerkan berbagai mesin yang digunakan untuk melakukan pengkodean, penyandi-an, dan benda-benda terkait enkripsi lainnya. Meskipun tidak dikenakan biaya masuk, pengunjung tetap akan mendapatkan pemandu yang siap memberikan penjelasan mendalam mengenai konten yang ada di dalam museum tersebut. Selain melihat mesin dan alat-alat sandi modern, pengunjung di Museum Sandi juga bisa belajar cara kerja sandi sederhana dari masa lampau. Misalnya saja Skytale, sandi berbentuk gulungan yang dipakai pada zaman Yunani Kuno. Ada lagi Cardan Grille, sandi berbentuk tulisan panjang yang bisa dipecahkan melalui kunci khusus berbentuk kertas berlubang. Lalu ada juga Book Cipher, sandi berbentuk tulisan panjang yang mirip Cardan Grille namun dengan kunci berupa urutan angka, masing-masing menunjukan posisi suatu huruf dalam satu paragraf. Misal angka 23412, angka pertama menunjukan paragraf, angka kedua menunjukan urutan kalimat dan seterusnya. 

Alamat: Jl. Faridan M Noto No.21, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224

Jam operasional: Selasa-Minggu, pukul 09.00-15.00 WIB

Harga tiket: Gratis

3. Museum Monumen Jogja Kembali

Monumen Yogya Kembali atau lebih sering disebut Monjali merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi pengingat peristiwa perebutan kembali Jogja. Tempat wisata Jogja ini sangat populer di kalangan masyarakat karena bentuknya yang unik dan nilai sejarah yang ada di dalamnya. Pembangunan monumen ini tidak lepas dari peristiwa bersejarah Serangan Umum 1 Maret untuk membebaskan Yogyakarta dari pendudukan Belanda. Peristiwa penyerangan ini bermula dari Agresi Militer II Belanda yang berupaya menggagalkan kedaulatan Indonesia dengan merebut Yogyakarta. 

Museum ini berfokus pada sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan konflik yang terjadi di Yogyakarta. Koleksi dan informasinya sangat berharga, namun sering kali tidak banyak dikunjungi wisatawan. Monumen Yogya Kembali adalah sebuah tempat yang memuat peninggalan dari para pahlawan yang berjuang melawan penjajah, terutama di wilayah Yogyakarta. Museum ini beroperasi dari pagi hingga sore hari, kemudian mengalihkan fungsinya menjadi taman wisata lampion ketika malam tiba.

Alamat: Jl. Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Kec. Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581

Jam operasional: Selasa - Minggu, pukul 08.00 - 16.00 WIB

Harga tiket: Rp15 ribu

4. Museum Dewantara Kirti Griya

Museum Dewantara Kirti Griya terletak di kompleks Majelis Luhur Tamansiswa, tepatnya di Jalan Taman Siswa No. 31, Yogyakarta. Pembangunan museum ini tercetus dari gagasan Ki Hadjar Dewantara sendiri yang menginginkan tanah bekas tempat tinggalnya diubah menjadi sebuah museum. Sebelumnya, bangunan dan tanah di Museum Dewantara Kirti Griya dimiliki oleh seorang wanita yang memiliki tanah perkebunan di bawah kekuasaan Belanda. Ki Hadjar Dewantara, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo membeli tanah tersebut dengan biaya sebesar 3.000 Gulden. Bangunan ini kemudian dijadikan kompleks perguruan Taman Siswa sekaligus sebagai tempat tinggal Ki Hadjar Dewantara setelah dihibahkan kepada Yayasan Persatuan Tamansiswa. Pada tanggal 3 November 1957, Ki Hadjar Dewantara pindah ke tempat tinggal baru di Jalan Kusumanegara No. 31 yang dinamai Padepokan Ki Hadjar Dewantara.

Museum Dewantara Kirti Griya diresmikan pada tanggal 2 Mei 1970 oleh Nyi Hadjar Dewantara. Museum ini mengandung lebih dari 3.000 koleksi yang merupakan warisan dari Ki Hadjar Dewantara semasa hidupnya, termasuk perabot rumah tangga, naskah, foto, koran, buku, majalah, dan surat-surat. Selain itu, Museum Dewantara Kirti Griya juga berfungsi sebagai markas Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY. Museum ini terdiri dari beberapa ruangan, antara lain kamar tidur Ki Hadjar Dewantara, ruang keluarga, ruang tamu, ruang kerja Ki Hadjar Dewantara, serta kamar tidur putri Ki Hadjar Dewantara. Pengunjung yang memasuki museum tersebut seolah bertamu ke rumah Ki Hadjar Dewantara. Museum Dewantara Kirti Griya dinyatakan sebagai Situs cagar Budaya Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 243/M/2015. 

Alamat: Jl. Taman Siswa No.31, Wirogunan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55151

Jam operasional: Senin - Sabtu, pukul 08.00 - 13.30 WIB

Harga tiket: Seikhlasnya, dalam kotak sumbangan.

5. Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik Yogyakarta menampilkan keindahan batik-batik bersejarah dan karya-karya batik berkualitas tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain dapat menikmati koleksi batik yang dipamerkan, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk belajar teknik batik pada waktu-waktu tertentu. Museum ini memberikan pengalaman yang menyeluruh tentang keindahan dan proses pembuatan batik bagi para pengunjungnya. Menampilkan sejarah dan proses pembuatan batik, museum ini mungkin juga terlewatkan oleh sebagian wisatawan, padahal menawarkan wawasan yang menarik tentang seni tradisional Indonesia.

Museum Batik Yogyakarta didirikan atas inisiatif dari pasangan suami istri Hadi Nugroho dan Dewi Sukaningsih dengan tujuan utama sebagai wadah untuk melestarikan koleksi batik dan peralatan yang mendukung proses pembuatan batik. Museum ini memiliki sekitar 1200 koleksi, termasuk kain batik serta peralatan membatik seperti wajan, anglo, canting, dan lainnya. Koleksi terbaiknya meliputi berbagai jenis kain batik dari abad ke-18 hingga awal abad ke-19, termasuk kain panjang dan sarung. Museum ini juga memiliki koleksi batik karya Van Zuylen dan Oey Soe Tjoen, serta batik-batik yang berasal dari tahun 1700-an. Batik karya Van Zuylen menampilkan corak Eropa yang memperkenalkan warna-warna baru selain warna klasik seperti merah dan biru. Koleksi ini ditambah dengan gradasi warna yang halus, garis-garis sederhana, dan motif geometris yang rapi, menciptakan gaya ragam hias dan komposisi yang menarik.

Alamat: Jl. Rotowijayan No. 1, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55132

Jam operasional: Senin-Minggu, pukul 10.00-15.00 WIB

Harga tiket: Rp25 ribu

6. Taman Tino Sidin

Yogyakarta memiliki banyak museum yang menampilkan beragam koleksi mulai dari benda-benda peninggalan Keraton, artefak masa penjajahan, hingga koleksi binatang yang diawetkan. Salah satu museum yang unik adalah Museum Taman Tino Sidin. Museum ini menampilkan koleksi komik, sketsa gambar, dan lukisan yang jarang ditemui di tempat lain. Museum Taman Tino Sidin telah berdiri sejak tahun 2014 dan menjadi salah satu destinasi yang menarik bagi penggemar seni dan budaya untuk menikmati koleksi yang unik dan tidak lazim.

Pak Tino Sidin merupakan seorang seniman lukis yang sangat populer pada era 1980-an. Museum ini dulunya adalah rumah tempat tinggalnya semasa hidup, dan setelah beliau wafat, rumah tersebut dialihfungsikan menjadi museum untuk memperingati karyanya. Ketika mengunjungi museum ini, pengunjung memiliki kesempatan untuk belajar menggambar melalui media video yang tersedia. Selain itu, setiap Sabtu sore, museum juga mengadakan kelas menggambar khusus untuk anak-anak. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi mereka yang ingin mengembangkan kreativitas mereka dalam dunia seni melalui pengajaran langsung. 

Alamat: Jl. Tino Sidin No.297, Kdipiro, Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184

Jam operasional: Senin-Sabtu, pukul 09.00-15.00 WIB

Harga tiket: Rp5 ribu untuk anak dan Rp10 ribu untuk dewasa

Mengunjungi museum-museum di Jogja adalah alternatif destinasi wisata yang menarik dan antimainstream. Ajaklah pasangan, sahabat terbaik, dan keluarga untuk meramaikan museum-museum tersebut. Mulai dari mengeksplorasi kekayaan budaya di Museum Kekayon yang memiliki koleksi wayang yang luar biasa, hingga menjelajahi sejarah dan seni di Museum Sandi yang menarik.


maulidaalfi

Halo, saya Maulida Alfi Syahrani. Saya adalah seorang Mahasiswa semester 5 di Politeknik Negeri Jakarta Program Studi Penerbitan Jurnalistik yang memiliki minat dalam menulis. Saya memiliki banyak pengalaman dalam menulis, dan saya sangat antusias untuk terus belajar dan tumbuh dalam bidang ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post